Pojok Pantura | PojokPantura.Com - Doktrin pertama dalam agama Islam adalah tentang keimanan, yang terkenal dengan Istilah Rukun Iman. Rukun Iman di dalamnya adalah percaya kepada Allah, para malaikat, Kitab-kitab Allah, para Rasul, hari akhir dan percaya kepada ketetapan atau takdirnya Allah. Umat Islam dalam mencapai kepercayaan yang sesungguhnya ialah harus menggunakan Ilmu. Ilmu-ilmu yang sudah diwariskan oleh nabi Muhammad melalui Al-Qur’an dan Hadist harus dipercayai dan dipelajari. Agama Islam sangat mengapresiasi orang yang belajar dan orang yang mempunyai ilmu, yakni disebut ulama. Makanya ulama disebut sebagai pewaris para nabi. Rasulullah telah bersabda:
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى النُّجُوْمِ. اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ، وَاْلأَنْبِيَاءُ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَاًرا وَلاَ دِرْهَمًا وَإِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ. الترمذي).
“Keutamaan sesorang ‘alim (berilmu) atas seorang ‘abid (ahli ibadah) seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya ulama itu pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa mengambilnya (warisan ilmu) maka dia telah mengambil keuntungan yang banyak.” (HR. Tirmidzi).
Umat Islam seyogyanya harus mempunyai ilmu, karena dengan ilmu peradaban Islam akan maju dan berkembang. Makanya nabi Muhammad SAW mewajibkan bagi setiap muslim untuk mencari Ilmu.orang yang mempunyai ilmu itu mempunyai derajat yang sangat tinggi di sisi Allah. Dalam satu ayat di Al-Quran bahkan Allah SWT mensejajarkan ulama’ dengan para malaikat dalam persaksiannya. Hal ini disebabkan karena ulama itu mempunyai ilmu dan sekaligus mengamalkannya. Ilmu yang dimaksud disini adalah ilmu agama. Ayat itu berbunyi:
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ
“Allah bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah, melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu) [QS. Ali Imran: 18]
Imam al-Qurthubi dalam kitab Al Jami’ Li Ahkami Al Qur’an (4/41) berpendapat bahwa di dalam ayat ini terdapat dalil tentang keutamaan ilmu dan kemuliaan para ulama, Karena kalau ada seorang yang lebih utama dari para ulama, tentu Allah akan menyertakan mereka dengan nama-Nya dan nama para malaikat, sebagaimana Allah menyertakan nama para ulama”
Syeikh Nawawi Al Bantani dalam kitabnya Tanqihul Qoul mengumpulkan beberapa hadist tentang keutamaan ulama dan ilmu. Di antaranya sebagai berikut:
1. Ampunan Dosa Karena Memandang Ulama
وقال صلى الله عليه وسلم: من نظر إلى وجه العالم نظرة ففرح بها خلق الله تعالى من تلك النظرة ملكا يستغفر له إلى يوم القيامة
Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa memandang wajah orang ‘alim dengan pandangan yang menyenangkan maka Allah akan menciptakan malaikat dari pandangan tersebut yang akan memohonkan ampunan kepada orang tersebut di hari kiamat.”
2. Memuliakan Ulama, Surga Imbalannya
وقال النبي صلى الله عليه وسلم: من أكرم عالما فقد أكرمني، ومن أكرمني فقد أكرم الله، ومن أكرم الله فمأواه الجنة
Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa memuliakan orang ‘alim, berarti ia telah memuliakan aku. Barangsiapa memuliakan aku, berarti memuliakan Allah. Barang siapa memuliakan Allah, maka tempat kembalinya adalah surga”
3. Keutamaan Tidurnya Ulama
وقال النبي صلى الله عليه وسلم: نَوْمُ العَالِمِ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ الجَاهِلِ
Nabi SAW bersabda: “Tidurnya orang ‘alim adalah lebih utama dari pada ibadahnya orang bodoh.”
4. Belajar Satu Bab Lebih Utama
وقال النبي صلى الله عليه وسلم: مَنْ تَعَلَّمَ بَابًا مِنَ العِلْمِ، يَعْمَلُ بهِ أوْ لَمْ يَعْمَلْ بهِ كَانَ أَفْضَلَ مِنْ أَنْ يُصَلِّي أَلْفَ رَكْعَةٍ تَطَوُّعًا
Nabi SAW bersabda: “Barang siapa belajar ilmu satu bab, diamalkan atau tidak, adalah lebih utama dari pada shalat sunnat 1000 (seribu) rekaat.”
5. Keutamaan Berkunjung Kepada Orang ‘Alim
وقال النبي صلى الله عليه وسلم: مَنْ زَارَ عَالِمًا فَكَأَنَمَّا زَارَنِي، وَمَنْ صَافَحَ عَالِمًا فَكَأَنَّما صَافَحَنِي، وَمَنْ جَالَسَ عَالِمًا فَكَأَنَّما جَالَسَنِي في الدُّنْيَا، وَمَنْ جَالَسَنِي في الدُّنْيَا أَجْلَسْتُهُ مَعِيْ يَوْمَ القِيَامَةِ
Nabi SAW bersabda: “Barang siapa mengunjungi orang alim, maka seolah-olah ia mengunjungiku. Barang siapa berjabat tangan dengan orang alim, maka seolah-olah ia berjabat tangan denganku. Barang siapa duduk berdampingan dengan orang alim, maka seolah-olah ia duduk berdampingan dengan denganku di dunia. Barang siapa duduk berdampingan denganku di dunia, maka ia akan duduk berdampingan denganku di hari kiamat.”
Dalam hal ini, tempat terbaik untuk mencari ilmu agama dan menjadi ulama adalah pesantren. Santri akan dibimbing dan diajarkan ilmu agama oleh ulama yang sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah SAW. Para santri diajarkan ilmu agama menggunakan kitab kuning yang berpedoman dengan Al-Qur’an dan Hadist. Para santripun di dalam pesantren bisa setiap waktu memandang kiai atau ulama yang membuat hati mereka menjadi sayu karena kemuliaan yang Allah anugerahkan kepada ulama. Serta mereka pun bisa setiap waktu mendengarkan mauidzoh al hasanah dari kiai atau ulama di pesantren yang dapat menusuk qalbu hingga membuat mereka meneteskan air mata tanda insyaf dan syukur kepada Allah SWT.