PojokPantura.Com - Saling mengasihi dan menyayangi adalah perintah Allah kepada seluruh makhluknya di bumi. Hal ini menandakan betapa kasih sayang antara makhluk Allah begitu penting dalam keberlangsungan hidupnya. Baik yang mengasihi dan menyayangi, maupun yang dikasihi dan disayangi, semuanya akan mendapatkan kebaikan dan perhatian Allah SWT.
Sebagaimana hadist yang diceritakan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT memberikan belas kasihnya kepada mereka yang berbelas kasih. Maka berbelas kasihlah pada makhluk Allah yang ada bumi, agar makhluk Allah yang ada di langit berbelas kasih pada kita.”
Sebagai Dzat yang menciptakan makhluk, Allah sungguh cinta terhadap makhlukNya yang saling mengasihi dan menyayangi kepada sesamanya. Baik itu manusia kepada manusia, manusia kepada binatang dan lain sebagainya. Memberikan kasih sayang sama artinya dengan memberikan pertolongan atau bantuan kepada makhluk Allah yang sedang kesusahan.
Mari kita ambil pelajaran mengenai saling mengasihi antara makhluk Allah yang sering dipraktikkan oleh generasi terbaik Islam, yakni generasi sahabat. Salah satu contoh terbaik dalam hal ini adalah kisah Umar bin Khattab yang melepaskan burung kecil dari genggaman anak kecil.
Suatu hari ketika Umar bin Khattab berjalan di Kota Madinah, kebetulan sang khalifah menjumpai seorang anak kecil yang di tangannya ada seekor burung kecil. Seperti anak kecil pada umumnya, ia suka sekali bermain-main dengan burung kecil miliknya. Melihat fenomena tersebut, khalifah Umar merasa kasihan pada burung kecil yang dipermainkan anak itu.
Sebagai seorang pemimpin Islam, beliau sebenarnya bisa saja memerintahkan anak itu menyerahkan burung kecil miliknya. Namun itu tidak dilakukannya. Betapapun terkenal keras dan tegas, beliau tak disangka menunjukkan belas kasihannya dengan cara membeli dari anak kecil itu dan kemudian melepaskan burung kecil tersebut.
Umar bin Khattab menjadi khalifah kurang lebih 10 tahun. Banyak prestasi dan kegemilangan yang beliau raih bersama umat Islam. Namun siapa sangka, beliau wafat, karena sebab dibunuh saat shalat subuh oleh seorang budak Persia bernama Abu Lu’luah.
Setelah beberapa waktu wafat dan diganti oleh khalifah Utsman, ada seorang sahabat besar bermimpi bertemu dengan Umar bin Khattab. Dalam perjumpaannya itu, sang sahabat bertanya kepada Umar bin Khattab. “Wahai Umar, saat ini keadaan semacam apakah yang Allah berikan kepadamu?”
Umar menjawab, “Alhamdulillah, aku sungguh bahagia. karena Allah mengampuniku.”
“Kira-kira karena tindakan atau ibadah apa yang akhirnya Allah memberikan engkau ampunan? Karena dalam hidupmu engkau dermawan, atau sebab adilmu, ataukah karena kezuhudanmu?” tanya sang sahabat lagi.
“Setelah orang-orang meletakkanku di liang lahat, menguburku di dalamnya, meninggalkanku sendirian di sana, tak lama berselang datanglah dua malaikat. Malaikat yang menyeramkan, membuat persendianku gemetar akibat kedatangan mereka. Sesaat kemudian mereka meraihku dan mempersilahkan aku duduk. Aku tahu, ketika itu mereka akan bertanya kepadaku. Namun sebelum mereka bertanya, aku mendengar suara tanpa rupa. ’Hai malaikat, tinggalkan hambaku itu. Jangan kalian takut-takuti dia. Aku menyayangi dia dan mengampuni segala dosanya, karena suatu ketika dia menyayangi seekor burung di dunia maka aku menyayangi dia dalam kubur’,” jawab Sahabat Umar.
Itulah satu dari sekian banyak contoh perhatiannya Allah kepada makhlukNya yang saling berkasih sayang. Jika seorang hamba mendapat perhatian baik dari Allah, niscaya ampunan dan rahmat Allah akan ia dapatkan. Maka jangan sekali-kali menunda-nunda atau bahkan tidak melakukan hal ini. Karena itu tidak disukai Allah. Lebih-lebih ketika sesama makhluk Allah saling melakukan kejahatan dan keburukan.
Niat Saling Berkasih Sayangpun Dapat Perhatian Allah
Ada sebuah cerita lain terkait kasih sayang sesama makhluk ini dan perhatian Allah akan hal ini padahal masih sebatas niat saja. Pada suatu hari, seorang ahli ibadah dari golongan bani Israil berjalan melewati sebuah tumpukan pasir. Karena saat itu dia lagi lapar, dia berpikir andai saja pasir itu adalah tepung, tentu bisa dimakan dan mengobati kelaparan banyak orang.
Kemudian Allah menurunkan wahyu pada seorang nabi dari para nabi bani Israil kala itu untuk menemuinya dan menyampaikan sesuatu dari Allah. Sang Khalik berkata:
“Katakan pada dia (ahli ibadah yang melihat tumpukan pasir), Aku telah memberi dia jatah pahala sebanyak jumlah pahala jika pasir itu berubah jadi tepung lalu dia bersedekah dengan tepung itu. Barangsiapa menyayangi hambaku, maka Aku akan jauh lebih sayang padanya. Ketika melihat pasir tadi dia berkata, ‘Andai pasir ini tepung, tentu akan bermanfaat untuk orang banyak yang sedang kelaparan,’ maka Aku memberi dia pahala sebagaimana jika dia bersedekah dengan pasir itu jika telah menjadi tepung.”
Baca Juga: Lakukan 4 Hal ini, Jika Tak Mau Merugi Dalam Hidupnya
Demikianlah, betapa ajaran Allah mengajarkan kepada seluruh makhlukNya untuk mengasihi sesama. Bukan malah menebar kebencian, baik dengan non muslim maupun sesama muslim. Jika masih ada oknum yang menganggap keberadaan seorang muslim di lingkungannya akan berbahaya, berarti dia belum kenal bagaimana sejatinya karakter muslimin.