Pojok PanturaPojok Pantura

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulan Melalui Media Kotak Alphabet Online Di Masa Tatanan New Normal

 Peningkatan Kemampuan Membaca Permulan Melalui Media Kotak Alphabet Online Di Masa Tatanan New Normal |  | Pojok Pantura

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini merupakan individu yang memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya. Pada saat ini sedang mengalami perkembangan otak yang sangat pesat dan dikatakan dengan masa emas (golden ages) sampai 80 %. Masa ini tidak akan terulang lagi. Oleh karena itu, pemberian rangsangan pendidikan pada usia dini yang tepat sangat diperlukan untuk memastikan bahwa setiap anak mencapai perkembangan yang optimal sehingga mereka mempunyai landasan yang kuat untuk menempuh pendidikan selanjutnya.

E.Mulyasa mengartikan anak usia dini sebagai individu yang sedang mengalami proses tumbuh kembang yang sangat pesat,bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki rentang yang sangat berharga dibanding usia – usia selanjutnya karena perkembangan kecerdasanya tengah berlangsung luar biasa. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik dan berada pada masa proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan, dan peyempurnaan baik pada aspek jasmani maupun rohaninya yang berlangsung seumur hidup, bertahap, dan berkesinambungan ( Novan Ardy Wiyani, 2016: 98 )

Pengertian PAUD dapat dilihat dalam dua perspektif, yaitu perspektif pengalaman dan pelajaran serta perspektif hakikat belajar dan perkembangan. Pada perspektif pengalaman dan pelajaran, PAUD diartikan sebagai stimulasi bagi masa yang penuh dengan kejadian penting dan unik untuk meletakkan dasar bagi seseorang di masa dewasa. Berbagi pengalaman belajar yang diperoleh sejak usia dini dan tidak akan pernah diganti oleh pengalaman – pengalaman berikutnya kecuali dimodifikasi (Najib, 2016: 97).

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Pendidikan mencerminkan kualitas suatu bangsa. Memperbaiki penerus bangsa merupakan langkah nyata dalam upaya memperbaiki kualitas pendidikan. Hal ini membutuhkan waktu yang cukup lama, usaha yang kuat disertai kerja keras, kecerdasan, kesadaran yang terencana dengan melibatkan berbagai pihak. Pendidik PAUD sebagai ujung tombak yangbertanggung jawab dalam pembelajaran diharapkan mampu merancang, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan yang melibatkan seluruh aspek perkembangan sehingga tercapai kompeten sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal.

Proses belajar membaca dan menulis dengan formal masih dipraktikkan oleh Tk Pertiwi Gladagsari Desa Gladagsari Kecamatan Gladagsari Kabupaten Boyolali diantaranya menjadikan membaca dan menulis sebagai inti pembelajaran. Hal tersebut disebabkan karena tuntutan SD yang mewajibkan anak telah mampu membaca dan menulis ketika masuk SD. Dan sebelum anak dapat membaca dan menulis dengan lancar maka anak diharuskan untuk hafal huruf alphabeth untuk mempermudah proses belajar membaca dan menulis. Target itulah yang berusaha dipenuhi oleh TK Pertiwi Gladagsari Desa Gladagsari Kecamatan Gladagsari Kabupaten Boyolali.

Pengembangan kemampuan membaca anak tidak lepas dari esensi belajar anak usia dini yaitu belajar melalui bermain. Permainan yang diberikan memiliki nilai edukatif yang dapat mengembangkan aspek kemampuan membaca anak secara efektif dan optimal. Menurut Moeslichatoen ( 2004 : 32-33), melalui kegiatan bermain anak dapat melatih kemampuan bahasanya dengan cara mendengarkan berbagai bunyi, mengucapkan suku kata atau kata, memperluas kosa kata, berbicara sesuai dengan tata bahasa Indonesia, dan sebagainya. Anak mengekspresikan permainan tersebut sebagai cara untuk menemukan pengetahuanya yang didapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan permainan diharapkan mampu meningkatkan kemmampuan membaca permulaan.

Berdasarkan hasil pengamatan di kelompok A TK Pertiwi Gladagsari menunjukan bahwa kemampuan membaca permulaan masih kurang lancar. Hal ini dikarenakan pemberian stimulasi membaca pada anak kelompok A dengan memberi kalimat kompleks tanpa disertai benda konkrit maupun gambar yang mendukung. Dalam membaca anak belum jelas menyuarakan huruf hl ini disebabkan karena dalam memahami perbedaan huruf masih terdapat kekeliruan. Anak masih mengalami kebingungan membedakan huruf misalnya antara huruf “b” dan “d”, lalu “w” dan “m” hal ini dikarenakan huruf –huruf tersebut hampir sama bentuknya namun berbeda bunyinya.

Berdasarkan kenyataan yang terjadi di dalam proses pembelajaran diketahui bahwa empat aspek keterampilan bahasa yaitu (1) mendengar, terdapat 5 anak dari 10 anak keterampilan mendengarnya sudah berkembang sangat baik (BSB), (2) berbicara, terdapat 8 anak ketrampilan berbicaranya sudah berkembang sangat baik (BSB) dan 2 anak mulai berkembang (MB), (3) membaca, untuk keterampilan membaca terdapat 2 anak yang berkembang sesuai harapan ( BSH), 6 anak mulai berkembang (MB), dan 2 anak yang belum berkembang (BB). (4) Menulis, terdapat 5 anak ketrampilan menulisnya sudah berkembang sesuai harapan (BSH), dan 5 anak Mulai Berkembang (MB). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketrampilan membaca masih kurang baik dibandingkan ketrampilan yang lain ( Lampiran1. Tabel1 )

Terdapat banyak anak yang memiliki kesulitan membaca kata sederhana sehingga membutuhkan bantuan dari guru untuk membaca kata tersebut. Menurut hasil pengamatan bahwa penyebab kurang memiliki perhatian terhadap penjelasan guru. Minimnya perhatian tersebut sebagai konsekuensi dari kurang optimalnya penggunaan media oleh guru dalam pembelajaran. Media yang digunakan guru kurang bervariasi sehingga anak merasa bosan dan jenuh dalam belajar. Guru melatih anak untuk membaca langsung kalimat yang ada di papan tulis dan tidak menggunakan gambar yang berhubungan dengan kalimat yang ditulis.

Berdasarkan uraian tersebut perlu adanya usaha untuk memberikan media yang menarik dan mendukung dalam pembelajaran membaca permulaan kepada anak kelompok A di TK Pertiwi Gladagsari. Dalam penelitian ini peneliti yang bertindak sebagai guru kelas menggunakan media kotak alphabet. Kotak alphabet adalah media grafis yang efektif untuk menyajikan pesan –pesan tertentu. Item kotak alphabet yang akan disajikan mudah dipakai sehingga dapat dipakai berkali –kali. Dalam membaca permulaan di sekolah Taman Kanak –Kanak (TK), kotak alphabet dipilih karena item yang digunakan memiliki warna yang menarik dapat dilihat disentuh dipindah –pindahkan, serta mudah ditempel dan dilepas. Penggunaan kotak alphabet dapat membuat sajian lebih efisien dan menarik perhatian anak sehingga anak dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran membaca permulaan. Melalui penggunaan media kotak alphabet maka anak akan memperoleh informasi tentang simbol-simbol huruf, kata, dan gambar yang memiliki kalimat sederhana secara kongkrit. Anak akan lebih memahami bentuk-bentuk dan bunyi huruf karena anak mempunyai kesempatan untuk menyentuh simbol-simbol huruf tersebut. Pengetahuan tentang bunyi suatu huruf dapat diperolehdari guru maupun dariteman yang sudah mempunyai kemampuan mengenal huruf dan kata serta memahami maksud bacaan dari gambar yang memiliki kalimat sederhana. Bentuk huruf-huruf tersebut akan tersimpan dalam memori otak anak yang sudah merekam bentuk-bentukhuruf beserta pelafalannya. Ketika suatu saat hasil rekaman tersebut dibutuhkan maka anak dapat membukanya kembali, misalnya ketika guru mengajarkan huruf pada anak maka anak sudah mengetahui gambaran bentuk huruf tersebut. Hal ini akan memudahkan anak untuk merangkai huruf menjadi sebuah kata atau kalimat sederhana sehingga kemampuan membaca permulaan anak dapat meningkat.

Di masa pandemic covid 19 ini telah merubah tatanan masyarakat dunia, guna mencegah penyebaran penularan virus corona, warga dihimbau untuk tetap tinggal dirumah. Perubahan tersebut tentunya berdampak besar bagi semua sektor terutama sektor pendidikan, dimana anak didik dihimbau untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh atau munculnya kebijakan BDR ( Belajar Dari Rumah ). Sekarang ini satu-satunya cara yang kita lakukan bukan hanya menyerah tidak melakukan apapun melainkan kita harus tetap menjaga produktivitas kita terutama dalam hal pendidikan , agar dalam situasi seperti ini kita produktif namun aman dari Covid 19. Sehingga munculah istilah tatanan New Normal / tatanan yang baru, yaitu tatanan kebiasaan dan perilaku yang baru berbasis pada adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat. Inilah yang kemudian disebut tatanan New Normal. Sebagai pendidik tentunya kita harus bisa mengimplementasikan pembelajaran dengan kondisi saat ini, agar tetap bisa memberikan pembelajaran secara layak, yaitu salah satunya dengan menggunakan media online.

Berdasarkan hal – hal yang dipaparkan sebelumnya, masalah yang akan diangkat pada penelitian ini adalah meningkatkan Kemampuan membaca permulaan anak PAUD di Desa Gladagsari Kecamatan Gladagsari Kabupaten Boyolali dengan menggunakan media kotak alphabet online, dikarenakan di masa pandemi saat ini maka pembelajaran dilaksanakan secara online untuk menyampaikan pembelajaran terhadap anak. Dan membaca permulaan menjadi kunci untuk anak mampu membaca dan menulis dengan benar.

Dengan berbagai permasalahan yang ada maka muncul pertanyaan “Bagaimana cara meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak TK di kelompok A?”.Selanjutnya untuk menjawab permasalahan tersebut,maka penulis mengambil judul‟Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Kotak alphabet Online Di TK Pertiwi Gladagsari”.

Pages :123456789

Menarik Juga Untuk Dibaca