Sederhananya, rasisme adalah pemahaman yang menganggap bahwa ras diri sendirilah yang paling unggul dan secara otomatis merendahkan ras lainnya. Dalam sejarahnya, kasus rasisme muncul pertama kali ketika iblis mengagungkan asal muasalnya ketimbang manusia. Karenanya iblis tak mau menganggap manusia sebagai makhluk istimewa yang diciptakan Allah.
Iblis sendiri mengklaim ras merekalah yang paling istimewa. Sebab dari awal penciptaannya mereka senantiasa beribadah dan patuh kepada Allah. Bahkan konsistensi dan kualitas ketaatan iblis melebihi makhluk Allah lain dari satu jenis yang hampir sama, yakni malaikat. Karena iblis dikaruniai Allah ilmu pengetahuan yang tak bisa ditandingi oleh malaikat. Atas keunggulan itulah, iblis malah berbuat rasisme yang kemudian berlaku sombong.
Syekh Izzuddin ibn al-Atsir, dalam kitabnya Al-Kamil fit Tarikh, Juz 1 dalam kitabnya mengutip perkataan Abdullah bin Abbas mengenai perilaku Iblis.
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: وَكَانَ اسْمُهُ "عَزَازِيْلُ" وَ كَانَ مِنْ أَشَدِّ الْمَلَائِكَةِ اجْتِهَادًا وَ أَكْثَرُهُمْ عِلْمًا فَدَعَاهُ ذٰلِكَ اِلَى الْكِبْرِ
“Sayyidina Abdullah bin Abbas menerangkan bahwa makhluk bernama ‘Azazil (salah satu iblis) itu merupakan malaikat yang paling kuat dalam hal ijtihadnya dan paling banyak ilmunya. Akan tetapi, justru kehebatannya tersebut membawanya terlena menjadi sombong.”
Selain ilmu pengetahuan yang dimilikinya, alasan rasisme iblis ialah dirinya terbuat dari api. Sedangkan manusia, makhluk Allah yang diistimewakan hanya terbuat dari tanah. Itu sebabnya iblis lancing menolak perintah Allah untuk sujud kepada manusia, dalah hal ini nabi Adam.
Padahal perintah Allah tersebut sesungguhnya tak merendahkan martabat iblis di depan manusia. Ataupun iblis tak diperintah untuk tunduk kepada manusia. Sebagaimana yang dijelaskan Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam Tafsir Jalalain saat menafsirkan Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 34 bahwa sujud yang dimaksud ialah membungkukkan badan seperti ruku’ dalam shalat sebagai bentuk penghormatan.
Secara jelas, rasisme yang dilakukan oleh iblis tercatat dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 12 yakni:
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ
“Apa yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Nabi Adam) ketika Aku yang memerintahkanmu?” (Iblis) menjawab: Aku lebih baik darinya. Engkau menciptakanku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakannya dari tanah”
Diketahui, sikap rasisnya iblis kepada manusia di atas memunculkan laknat Allah kepadanya. Bahkan laknat Allah kepada iblis itu sampai hari kiamat. Dulu ia menempati surga, nanti iblis akan menempati neraka sesuai keputusan Allah. Tak hanya iblis, manusia yang memiliki sikap rasis kepada saudaranya, juga diancam demikian. Sebab sikap rasis, secara langsung memunculkan sifat sombong dan itu sangat dimurkai Allah SWT.
Sesungguhnya tujuan Allah menciptakan makhluknya berbeda jenis dan latar belakang identitas itu untuk mengasihi, mencintai dan nantinya saling bersilaturahim. Selain itu, sebenarnya semua makhluk itu sama. Allah hanya menilai masing-masing makhlukNya dari ketaqwaan kepada diriNya. Bagaimana mau bertaqwa, jika masih ada sifat sombong dan rasis kepada sesama.
Baca Juga: Ini Yang Dilakukan Jin Saat Kita Shalat
Patut disayangkan, di dunia ini masih ada perilaku rasisme. Itu artinya sikap iblis tersebut sudah banyak yang mengikuti. Sebagai umat Islam, tentu rasisme harus dihindari. Karena nabi Muhammad SAW sang suri teladan tak pernah sekalipun berbuat rasisme. Salah satu cara menghilangkan sikap rasis di dunia ialah terus menerus mengkampanyekan “Say No To Racism!”