YUNI HIDAYAH,S.Pd
INFO ARTIKEL
Kata Kunci: Pemahaman bentuk geometri;Bahan-bahan loose part; Penelitian Tindakan Kelas
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman anak melalui metode bermain dengan menggunakan bahan-bahan loose part. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dari penelitian ini adalah anak kelompok B Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Ketanggungan Kab. Brebes yang berjumlah 10 anak (2 laki-laki dan 8 perempuan). Penelitian dilaksanakan di bulan Februari-Maret 2022. Metode pengambilan data dilakukan dengan observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan rumus P=N/n×100% untuk mendapatkan persentase nilai hasil observasi. Indikator keberhasilan penelitian yaitu 100%, apabila tidak mencapai maka siklus diulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1) penerapan metode bermain dengan menggunakan bahan loose part dapat meningkatkan kreativitas anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Ketanggungan; (2) kemampuan pemahaman anak dalam kegiatan pembelajaran dari pra siklus sampai siklus II selalu mengalami peningkatan.
1. Pendahuluan
Pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulus pendidikan agar membantu perkembangan dan pertumbuhan baik jasmani maupun rohaninya sehingga anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan yang lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003).
Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain identik dengan kegiatan menyenangkan, menggembirakan, serta dipenuhi suasana suka dan ceria yang melibatkan semua indera anak. Singer (dalam Kusantanti, 2004) mengemukakan bahwa bermain dapat digunakan anak-anak untuk menjelajah dunianya, mengembangkan kompetensi dalam mengatasi dunianya dan mengembangkan kreativitas anak (Haryati, 2012).
Proses belajar pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas bagi anak, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Dengan kreativitas anak dapat berkembang sesuai dengan karakteristiknya, sehingga kreativitas merupakan salah satu aspek yang penting dimiliki oleh anak. Kreativitas merupakan tindakan seorang yang sadar mendapatkan sesuatu perspektif baru dan sebagai hasilnya membawa sesuatu yang baru. John Naisbitt dan Aburdene dalam buku Reinventing the Corporation menyatakan betapa pentingnya suatu basis pendidikan dan latihan yang dapat menciptakan kreativitas (Basrowi,2008:11).
Salah satu contoh media bermain anak adalah Bahan-bahan loose parts. Loose parts adalah bahan yang bisa dipindahkan,dibawa, digabungkan, dirancang ulang, dipisahkan dan disatukan kembali dengan berbagai cara. Loose parts menciptakan kemungkinan kreasi tanpa batas dalam aktifitas pembelajaran dan mengundang kreatifitas anak. Contoh media loose parts seperti ranting pohon, batu, sedotan, kabel tie, kapas,kancing baju, batang korek api, kardus bekas susu, balok-balok, paralon, tutup botol, botol bekas, benang, bola, kain perca, biji buah, sendok plasik.
Berdasarkan pengamatan dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Ketanggungan,kemampuan pemahaman anak tentang bentuk geometri masih perlu peningkatan. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran, anak kurang bisa bervariasi dan cenderung melihat contoh yang diberikan guru berupa gambar dan bukan benda nyata, bahan dan media yang digunakan kurang menarik, serta anak cenderung kurang bisa mengeluarkan imajinasi untuk mencipta kreatifitasnya.
Oleh karena itu, peneliti mencari alternatif tindakan perbaikan untuk meningkatkan pemahaman anak tentang bentuk geometri dengan bermain menggunakan bahan loose parts.
Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman anak melalui metode bermain dengan menggunakan bahan-bahan loose parts.
2. Metode
Metode penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelompok B Taman Negeri Pembina Ketanggungan yang berjumlah 10 anak (2 laki-laki dan 8 perempuan). Penelitian dilaksanakan dari Agustus-September
Prosedur penelitian terdiri dari proses perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun pengumpulan datanya yaitu melalui observasi dan dokumentasi.
Data dianalisis menggunakan rumus P=N/n×100% P untuk persentase, N untuk banyak anak yang berhasil mencapai indikator dan n untuk banyak anak keseluruhan. Rumus tersebut untuk mendapatkan persentase ketercapaian indikator dari hasil observasi. Data diperoleh dari hasil pengamatan selama pembelajaran dan hasil data akhir untuk melihat tingkat keberhasilan anak.
Indikator keberhasilan dari penelitian ini sebesar 100%, yaitu jika secara individual atau klasikal tingkat pencapaian perkembangan pemahaman anak sampai dalam tahap mencipta bentuk atau gambar dari bahan- bahan loose parts telah tercapai 100% maka siklus dihentikan.
3. Hasil dan Pembahasan
Pada siklus I, tahap perencanaan tindakan meliputi kegiatan: (1) penyiapan perangkat penilaian; (2) Penerapan media yang digunakan untuk kegiatan peningkatan kemampuan pemahaman anak bentuk geometri yaitu bentuk Lingkaran, Segitiga, Segi empat dan persegi panjang (3) anak diberikan kesempatan untuk sharing dan tanya jawab tentang apa itu lingkaran, segi tiga,segi empat, Persegi panjang beserta contoh benda nyata berbentuk lingkaran, segitiga, segi empat dan persegi panjang. Tahap pelaksanaan tindakan meliputi kegiatan: (1) pengecekan suhu dan mencuci tangan; (2) pembukaan pembelajaran; (2) inti, yaitu pembelajaran mengenai Membuat bentuk geometri dengan bahan loose parts; Mengelompokkan gambar benda berbentuk geometri, membuat tirai dari potongan kertas berbentuk geometri (3) penutup. Hasil observasi dan evaluasi ditekankan pada aspek pemahaman anak, penuangan imajinasi anak, kepercayaan diri anak, antusiasme dan semangat anak, dan kolaborasi dengan teman. Berdasarkan data observasi dalam kegiatan berkreasi dan mencipta karya dapat dilihat dari Tabel 1.
Tabel 1. Data Hasil Belajar Memahami bentuk dan Mencipta Karya dengan bahan loose part Siklus 1
Nama | Indikator 1 | Indikator 2 |
Kinara | Mencipta sendiri | Mencipta sendiri |
Lea | Mencipta sendiri | Mencipta sendiri |
Ayu | Mencipta sendiri | Mencipta sendiri |
Alya | Mencipta sendiri | Mencipta sendiri |
Rara | Mencipta sendiri | Mencipta sendiri |
Humaira | Mencipta sendiri | Mencipta sendiri |
Syair | Mencipta sendiri | Mencipta sendiri |
Elma | Masih melihat teman | Mencipta sendiri |
Hasan | Masih melihat teman | Masih meniru teman |
Bizar | Masih melihat teman | Masih meniru teman |
Persentase | 70 % | 80 % |
Adapun tahap refleksi didapatkan bahwa berdasar data Tabel 1 diketahui adanya dampak positif dari tindakan pada siklus 1. Sebelum siklus 1 semua anak cenderung bingung antara bentuk lingkaran dan bulat, segi empat dan kotak sedangkan pada siklus I terjadi peningkatan pada tujuh anak yaitu ananda Kinara, lea, ayu, rara, humaira, elma, syair meskipun pemahaman yang muncul belum sempurna pada semua kegiatan yang disiapkan.
Pada siklus I, pada indikator berkreasi dan mencipta bentuk geometri dari bahan loose part, persentase keberhasilan siswa mencapai 70 % sedangkan 30% masih harus ditingkatkan. Dalam berkreasi dan mencipta bentuk dari bahan potongan geometri, persentase keberhasilan mencapai 80% sedangkan 20% yang harus ditingkatkan lagi.
Pada siklus 2 Tahap perencanaan tindakan meliputi kegiatan: (1) penyiapan perangkat penilaian; (2) Penerapan media yang digunakan untuk kegiatan peningkatan kemampuan pemahaman anak yaitu Benda berbentuk geometri (3) anak diberikan kesempatan untuk sharing dan tanya jawab tentang apa itu segitiga dan contoh gambar benda berbentuk geometri. Tahap pelaksanaan tindakan meliputi kegiatan: (1) pengecekan suhu dan mencuci tangan; (2) pembukaan pembelajaran; (2) inti, yaitu pembelajaran mengelompokkan benda berbentuk geometri, membuat benda berbentuk geometri dengan bahan loose parts dan mencipta bentuk dengan cara menggunting dan menempel; (3) penutup. Hasil observasi dan evaluasi ditekankan pada aspek pemahaman anak, penuangan imajinasi anak, kepercayaan diri anak, antusiasme dan semangat anak, dan kolaborasi dengan teman. Berdasarkan data observasi dalam kegiatan berkreasi dan mencipta karyadapat dilihat dari Tabel 2.
Tabel 2. Data Hasil Belajar Berkreasi dan Mencipta Karya Anak Siklus II.
Nama | Indikator 1 | Indikator 2 |
Kinara | Mencipta sendiri | Mencipta sendiri |
Lea | Mencipta sendiri | Mencipta sendiri |
Ayu | Mencipta sendiri | Mencipta sendiri |
Alya | Mencipta sendiri | Mencipta sendiri |
Rara | Mencipta sendiri | Mencipta sendiri |
Humaira | Mencipta sendiri | Mencipta sendiri |
Syair | Mencipta sendiri | Mencipta sendiri |
Elma | Mencipta sendiri | Mencipta sendiri |
Hasan | Mencipta sendiri | Mencipta sendiri |
Bizar | Mencipta sendiri | Mencipta sendiri |
Persentase | 100% | 100 % |
Adapun tahap refleksi didapatkan bahwa berdasar data Tabel 2 diketahui adanya peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan pada siklus I, bahwa semua anak mampu berkreasi dan mencipta karya dengan baik secara mandiri dan tidak melihat karya teman. Keberhasilan yang tercapai pada siklus II terlihat pada peningkatan kreativitas anak dalam mencipta dan berkreasi membentuk sebuah karya yang semakin maksimal.
Pada siklus II, pada indikator berkreasi dan membuat benda berbentuk geometri dengan bahan loose parts persentase keberhasilan siswa mencapai 100%. Dalam berkreasi dan mencipta dengan cara menggunting dan menempel bentuk persentase keberhasilan mencapai 100%.
Berdasarkan hasil dari pengamatan dan dari hasil penilaian dapat disimpulkan bahwa meningkatnya hasil belajar dari siklus ke siklus menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran dan penelitian tindakan kelas ini mengalami peningkatan. Indikator keberhasilan tercapai pada siklus II dengan ketercapaian sebesar 100% pada kedua indikator, sehingga tidak dilakukan siklus berikutnya.
4. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: (1) penerapan metode bermain dengan menggunakan bahan loose parts dapat meningkatkan pemahaman dan kreatifitas anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Ketanggungan; (2) kemampuan kreativitas anak dalam kegiatan pembelajaran dari pra siklus sampai siklus II selalu mengalami peningkatan.
Adapun saran dari penelitian ini diantaranya: (1) guru hendaknya dapat mengasah kemampuan mereka dalam menciptakan metode dan strategi pembelajaran yang menarik dengan penggunaan bahan dan media pembelajaran yang beragam; (2) penerapan kegiatan berkreasi dan mencipta karya dengan metode bermain menggunakan bahan loose parts dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar anak dan keterampilan ini bisa berguna di kehidupan selanjutnya sehingga dapat dijadikan referensi terbaru untuk guru.
Daftar Pustaka
Conny R.semiawan. (2009). Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah.Jakarta:Gramedia
Hikmah. (2019). Perkembangan dan Belajar Anak Usia Dini.Modul 2 PPG:Kemendikbud
Ngalimun, dkk. (2013). Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas.Yogyakarta:AswajaPressindo.
Utami Munandar. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT.Gramedia
Rachmandani, Anistya. (2017). Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Media Bahan Bekas Pada siswa RA Kelompok B Di RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. IAIN Salatiga. Salatiga
Pembelajaran Berbasis Konten STEAM dan Loose Parts. https://gurusiana.id/
Jejak Pendidikan. Ciri-ciri Anak Kreatif. https://jejakpendidikan.com/. Diakses pada 1 Agustus 2021 pukul 17.03.
M. Pengertian Kreativitas, Definisi Menurut Para Ahli Ciri, Tahap, Konsep dan asumsi tentang Kreativitas. https://kebugarandanjasmani.blogspot.com/. Diakses pada 1 Agustus 2021 pukul 17.18.
Rian. Pengertian Peningkatan. https://ejournal.lp.fisip-unmul.ac.id/. Diakses pada 1 agustus2021 pukul 16.54.