Sebagai seorang hamba yang diciptakan oleh Allah, pastilah kewajiban kita yakni harus taat sepenuhnya kepada sang pencipta. Allah pun menciptakan makhluknya, termasuk manusia tentu dengan sebuah kepentingan. Namun jangan dipahami bahwa, Allah butuh ditaati dan disembah. Melainkan hambaNya-lah yang membutuhkan Allah untuk kebaikan hamba tersebut.
Lantas, apa sebenarnya kewajiban atau tugas yang harus dijalani oleh seorang hamba? Tak lain dan tak bukan adalah beribadah kepada Allah. Dengan dipandu syariat agama, seorang hamba diajarkan untuk beribadah kepadaNya. Sebagaimana firman Allah SWT:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (الذاريات: 56)
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
(QS Az Zariyat :56)
Pemahaman di atas jangan sampai kita lepaskan sampai kapanpun. Sebab, konsekuensi dari itu pastinya ada. Jika seorang hamba menjalankan ibadahnya, ia akan mendapatkan ganjaran pahala yang berujung kenikmatan. Begitu juga sebaliknya, apabila seorang hamba tak menjalankan kewajibannya, maka ia akan mendapatkan dosa yang berujung penyiksaan dari Allah.
Istilah dosa itu sendiri sebagaimana yang kita tahu terbagi menjadi dua, yakni dosa besar dan dosa kecil. Pembagian ini dilihat dari seberapa besar seorang hamba mendurhakai Allah. Sebelum menelisik persamaan dari dosa kecil dan besar, maka alangkah baiknya kita mengetahui apa itu dosa besar dan apa saja yang tergolong dosa kecil?
Definisi dosa besar itu bermacam-macam, tapi Syekh al-Buthi memilih pengertian yang representatif dan definitif, dosa besar ialah setiap dosa yang di nash ada ancaman siksa di akhirat, atau ada hadnya di dunia. Contoh dosa besar yakni syirik atau menyekutukan Allah, menyakiti kedua orang tua, membunuh orang mukmin tanpa hak dan memberikan kesaksian palsu. Sebagaimana sabda nabi SAW:
حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْكَبَائِرِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَقَتْلُ النَّفْسِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ
Diriwayatkan dari Anas, dia berkata “Rasulullah SAW ditanya terkait dosa-dosa besar. Beliau bersabda, ‘Menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, menghilangkan nyawa, dan kesaksian palsu
(HR Al-Bukhari).
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ ذُكِرَ الْكَبَائِرُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَقَالَ وَشَهَادَةُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ أَوْ قَوْلُ الزُّورِ فَمَا زَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَAdapun dosa-dosa yang termasuk dosa kecil biasanya yang berkait dengan hak-hak Allah, atau hak-hak makhluk yang tidak membahayakan. Jadi jelas hukuman- hukuman berat ditetapkan bagi para pelaku dosa besar tiada lain kecuali untuk kemaslahatan hamba- hamba Allah juga.
Dari Abu Bakrah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Maukah kalian aku beritahu apa dosa yang paling besar?” Tiga kali. Mereka berkata, “Tentu, wahai Rasulullah.” Kemudian beliau bersabda “Menyekutukan Allah dan durhaka terhadap orang tua.” Rasulullah lalu duduk, bersandar, dan berkata, “Jauhilah perkataan palsu.” Beliau terus mengulang-ulangnya sampai kami mengatakan semoga beliau diam
(HR Al-Bukhari).
Sebenarnya tak ada dosa kecil, segala dosa ialah dosa besar jikalau dihadapkan dengan sifat adil Allah Ta’ala. Karena sifat adil Allah jikalau diperlihatkan kepada seseorang yang memperoleh murka-Nya, maka terkisislah semua kebaikannya dan dosa kecilnya sama dengan dosa besar karena Allah menyiksa mereka yang durkaha betapapun mereka tergolong dosa kecil.
لَا صَغِيْرَةَ إِذَا قَابَلَكَ عَدْلُهُ وَلَا كَبِيْرَةَ إِذَا وَاجَهَكَ فَضْلُهُ
Tak ada dosa kecil jikalau dihadapkan pada keadilan-nya, dan tidak ada dosa besar apabila dihadapkan pada karunia-nya
Adapun jika dosa ditinjau dari status hamba dalam hubungannya dengan Tuhannya, maka di sini tak ada istilah dosa besar atau kecil. Tanpa meninjau hukum syariat, maka dosa tak ada yang kecil. Semuanya besar dan semuanya berbahaya, karena kewajiban tiap hamba ialah menyembah kepada Tuhannya dan tak mendurhakaiNya. Tiap kedurhakaan ialah dosa besar.
Dengan demikian, andaisaja Allah menggunakan keadilannya dalam memberikan sanksi kepada semua hambaNya, maka tiap pelaku dosa, besar atau kecil, pasti disiksaNya. Demikian juga sebaliknya, apabila Allah menggunakan anugerah dan kasih sayangNYA, maka tidak ada dosa yang layak disebut besar. Karena Allah akan mengampuninya dengan cara hamba itu bertaubat secara benar.
Baca Juga: Berikut ini Amalan-amalan Kecil yang Menyelamatkan, Merusak, Mengangkat Derajat dan Menebus Dosa Kita
Pada akhirnya, kita harus menyadari bahwa agama Islam itu petunjuk Allah ke jalan yang benar. Tuntunan tersebut sesungguhnya tak memberatkan hamba-hambaNya, selagi kita sadar dan ikhlas menjalaninya. Allah itu maha kuasa atas segala sesuatu. Maka Allah pun akan menggunakkan HAQnya untuk mengampuni dan menyiksa hambaNya atas perbuatannya di dunia.